Belajar merupakan peristiwa sehari-hari di sekolah. Belajar merupakan hal yang kompleks. Kompleksitas belajar tersebut dapat di pandang dari dua subyek, yaitu dari siswa dan dari guru. Dari segi siswa, belajar di alami sebagai suatu proses. Siswa mengalami proses mental dalam menghadapi bahan belajar. Bahan belajar tersebut berupa keadaan alam, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia dan bahan yang telah terhimpun dalam buku-buku pelajaran. Dari segi guru, proses belajar tersebut tampak sebagai perilaku belajar tentang suatu hal. Proses belajar tersebut dapat di amati secara tidak langsung. Artinya, proses belajar yang merupakan proses internal internal siswa tidak dapat di amati, tetapi dapat di amati oleh guru. Proses belajar tersebut tampak lewat perilaku siswa mempelajari bahan belajar. Perilaku tersebut tampak pada tindak-tindak belajar. Perilaku belajar tersebut merupakan respons siswa terhadap tindak mengajar atau tindak pembelajaran dari guru.
1. tujuan instruksional, tujuan pembelajaran, dan tujuan belajar
Tujuan instruksional terdiri dari tujuan instruksional umum, dan tujuan instruksional khusus. Tujuan instruksional umum di rumuskan dengan memakai kata-kata yang tidak dapat di ukur atau kata tidak operasional, seperti mengetahui, dan memahami. Tujuan instruksional khusus di sebut sebagai sasaran belajar siswa, sebab di rumuskan bagi kepentingan siswa.
Tujuan pembelajaran merupakan pedoman tindak mengajar guru yang di rumuskan dari kurikulumyang berlaku. Tujuan belajar merupakan panduan belajar siswa. Sasaran belajar di ketahui oleh siswa, sebagai akibat adanya informasi dari guru, sebab mengisyaratkan kriteria keberhasilan belajar.
2. siswa dan tujuan belajar
Siswa adalah subyek yang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan tersebut, siswa mengalami tindak mengajar dan merespons dengan tindak belajar.pada umumnya siswa belum menyadari pentingnya belajar. Berkat informasi guru tentang sasaran belajar, maka siswa mengetahui apa arti bahan belajar baginya.
Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran
1. dinamika siswa dalam belajar
Siswa yang belajar berarti menggunakan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik terhadap lingkungannya. Ada beberapa ahli yang mempelajari ranah-ranah tersebut dengan hasil penggolongan kemampuan-kemampuan pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Ranah konitif terdiri dari enam jenis perilaku yaitu: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. Ranah afektif terdiri dari lima perilaku yaitu: penerimaan, partisipasi, penilaian dan penentuan sikap, organisasi, dan pembentukan pola hidup. Ranah psikomotor terdiri dari tujuh jenis perilaku yaitu: persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan yang terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan, dan kreatifitas.
2. dinamika guru dalam kegiatan pembelajaran
Peran guru dalam kegiatan pembelajaran di sekolah relatif tinggi. Peran guru tersebut terkait dengan peran siswa dalam belajar. Pada jenjang SLTP da SLTA peran guru tergolong tinggi, bila siswa SLTP dan SLTA yang menyadari pentingnya belajar bagi hidupnya di kemudian hari. Adanya gejala membolos sekolah, malas belajar, senda gurau ketika guru menjelaskan bahan ajar sukar misalnya, merupakan ketidaksadaran siswa tentang belajar. Kondisi eksternal yang berpengaruh pada belajar yang penting adalah bahan belajar, suasana belajar, media dan sumber belajar, dan subyek pembelajaran itu sendiri.
Prinsip-prinsip belajar
Dari berbagai prinsip belajar, terdapat beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat di pakai sebagai dasar dalam upaya pembelajaran, baik bagi siswa yang perlu meningkatkan upaya belajarnya, maupun bagi guru dalam upaya meningkatkan mengajarnya. Prinsip-prinsip tersebut adalah perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/pengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, dan perbedaan individu.
0 comments:
Post a Comment