WHO Naikkan Level Pandemi

Organisasi Kesehatan Dunia meningkatkan level peringatan pandemi menjadi level 4. Hal itu mengindikasikan risiko pandemi flu babi sudah di depan mata.

Level peringatan pandemi ditingkatkan setelah para ahli menggelar pertemuan darurat, Senin (27/4) di Geneva, Swiss. Level 4 berarti virus flu babi telah menunjukkan kemampuan terus-menerus untuk menular dari manusia ke manusia dan bisa menyebabkan penularan pada level komunitas.

”Apa yang bisa diinterpretasikan dari semua ini adalah langkah signifikan ke arah pandemi influenza. Akan tetapi, ini juga fase yang mengatakan, kita belum sampai ke sana (pandemi),” kata Asisten Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Keiji Fukuda.

Menurut Fukuda, penyebaran virus flu babi yang pertama kali dideteksi di Meksiko itu sudah tidak bisa dibendung lagi. Virus flu subtipe H1N1 itu sudah terlalu luas penyebarannya sehingga pembendungan bukan lagi pilihan yang mungkin dilakukan. Negara-negara kini harus fokus pada pengurangan dampak virus tersebut.

Fukuda menambahkan, para ahli tidak merekomendasikan penutupan perbatasan atau larangan perjalanan. ”Dengan begitu luasnya penyebaran virus flu babi, penutupan perbatasan dan larangan perjalanan benar-benar hanya berdampak kecil untuk menghentikan pergerakan virus,” ujarnya.

Hingga Selasa, beberapa negara telah mengonfirmasi kasus flu babi, yaitu Israel, Selandia Baru, dan Skotlandia. Australia dan Selandia Baru melaporkan, lebih dari 100 orang diduga terinfeksi virus flu babi.

Negara lain, seperti Hongkong dan Korea Selatan, melakukan tes terhadap sejumlah warga negaranya yang diduga terjangkit flu babi. Otoritas China juga memeriksa beberapa orang yang menunjukkan gejala-gejala mencurigakan.

Di Eropa, kasus yang dicurigai sebagai kasus flu babi tengah dimonitor di beberapa negara, yaitu Denmark, Perancis, Irlandia, Swedia, dan Swiss. Pemerintah Amerika Serikat juga menyatakan darurat kesehatan publik karena sudah ada 44 kasus di lima negara bagian.

Menteri Kesehatan Meksiko Jose Angel Cordova mengatakan, jumlah korban tewas akibat flu babi bertambah menjadi 152 orang. Sebanyak 20 orang telah dikonfirmasi terjangkit flu babi.

Cordova mengatakan, kasus pertama flu babi di Meksiko dicurigai berasal dari sebuah peternakan babi di Negara Bagian Oaxaca. Namun, ia menekankan, tidak ada yang tahu titik asal maupun penyebaran virus itu.

Sejauh ini, korban terbanyak akibat flu babi berusia 20-50 tahun. Pandemi yang terjadi pada masa lalu ditandai oleh tingginya kematian di kalangan mereka yang berusia muda. (kompas.com)

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts