| |
|
VIVAnews - Menjadi satu-satunya pemain Indonesia di final Djarum Indonesia Open Super Series (DIOSS) membuat Taufik Hidayat kecewa. Taufik meminta PBSI untuk melakukan evaluasi atas kegagalan Merah Putih.
Praktis hanya Taufik yang berhasil melangkah ke babak final Indonesia Open kali ini. Ironisnya pemain 28 tahun tersebut bukanlah anggota pelatnas Indonesia. Dan kondisi ini membuat Taufik merasa prihatin.
Berbicara usai dikalahkan Lee Chong Wei pada final DIOSS di Istora Gelora Bung Karno, Minggu 27 Juni 2010, Taufik mengaku heran mengapa hingga saat ini dirinya yang masih diharapkan. Padahal Indonesia punya anggota pelatnas seperti Sony Dwi Kuncoro dan Simon Santoso.
"Saya minta maaf kepada masyarakat Indonesia karena tidak berhasil memberi gelar juara, tapi kalau ingin juara jangan berharap pada saya. Masa saya sudah semakin habis, tinggal bagaimana cara jatuhnya, mau perlahan-lahan atau terjun bebas," ujar Taufik.
"Saya berharap ada evaluasi yang dilakukan PBSI. Salah satu alasan mengapa saya keluar dari pelatnas adalah memberi jalan bagi pemain-pemain seperti Sony dan Simon."
Ketika ditanya mengenai evaluasi seperti apa yang harus dilakukan PBSI, Taufik menegaskan, "Ya, mengapa belakangan ini kalah terus. Evaluasi seperti itu. Mereka yang di dalam yang tahu."
Permintaan Taufik sepertinya akan terwujud, pasalnya Sekjen PB PBSI Jacob Rusdianto mengaku pihaknya akan melakukan evaluasi mengenai terpuruknya prestasi pemain Indonesia, khususnya pelatnas, di ajang Indonesia Open.
"Pastinya akan ada evaluasi, jika kalah kita harus introspeksi. Kita tidak bisa menyalahkan kegagalan ini hanya kepada pemain atau pelatih, namun semua harus tanggung jawab. Tapi, saya senang melihat perjuangan para pemain di sini," kilah Jacob.
Mengenai wacana untuk menarik kembali mantan-mantan pelatih pelatnas yang saat ini bergabung di negara lain, Jacob menegaskan, "Usulan seperti itu sudah ada, tapi kita harus melihat bagaimana posisi mereka dan berapa nilai gaji mereka. Semuanya harus duduk bersama."
0 comments:
Post a Comment