Bocah asal Bengali Barat, India ini hanya memiliki tinggi badan 100 sentimer. Nafsu makan Suman sangat besar. Sekali makan ia bisa menghabiskan dua pinggan beras, dua mangkuk ikan goreng, dua telur goreng dan beberapa omelet. Itu hanya menu makan siangnya. Saat sarapan ia bisa menghabiskan belasan bungkus biskuit, nasi, belasan pisang, dan telur dalam jumlah besar.
Ibunya, Beli Bibi, 32, tidak yakin berapa banyak yang dimakan putrinya tiap hari. Sebab, setelah melahap makanan di rumah, seringkali Suman mencari makanan ke rumah para tetangga.
"Dia selalu lapar sepanjang waktu. Jika kebutuhan makannya tak dipenuhi, dia selalu menangis. Saya tidak suka melihatnya sedih, jadi aku selalu memberikan makanan padanya,” katanya seperti dikutip dari Daily Mail.
Suman lahir dengan berat normal, sekitar tiga kilogram. Badannya mulai membesar tak terkendali saat diberi susu. Sang ayah, Jalal, 38, hanya berprofesi sebagai seorang buruh dengan pendapatan Rp134ribu mengaku sangat kesulitan membiayai kebutuhan susu anaknya. “Harga susu sangat mahal di India. Saat Suman masih bayi, aku tidak mampu membeli susu sebanyak yang ia butuhkan,” katanya.
Untuk meredam lapar, pasangan ini memberi Suman makanan padat sebelum waktunya. Semenjak itu, berat Suman membengkak. Di usia 2 tahun, beratnya sudah lebih dari 38 kilogram.
Dalam seminggu Suman menghabiskan 14 kilogram beras, 8 kilogram kentang, 8 kilogram ikan dan sekitar 180 pisang serta camilan favoritnya Bengali dan kue krim. Suman juga tidak pernah dilatih untuk melakukan banyak aktivitas fisik. Berjalan lebih dari satu menit saja, membuatnya berkeringat.
Sehari-hari, Suman hanya menonton televisi atau melihat kegiatan kakaknya Shabnam, 13, yang memiliki ukuran berat badan setengah kali lebih kecil dari Suman.
Orangtuanya mengaku kehabisan akal menahan hasrat makan Suman. "Saya sudah berusaha keras melarangnya untuk makan banyak, tapi dia kemudian berguling di lantai dan mulai makan lumpur sebagai gantinya. Saya tidak bisa membiarkan anak saya makan lumpur jadi akhirnya terpaksa memberikan makan lebih,” ungkap Bibi.
Tak hanya kelaparan di rumah, Suman pun sering makan di rumah tetangga. Karena nafsu makannya, Suman sering mendapat ejekan dari teman temannya. “Saya hanya lari dan bersembunyi. Ditambah lagi saya tidak mendapatkan makanan yang cukup saat makan siang, dan lapar selama jam sekolah, saya sering merasa sakit. "kata Suman.
Dokter keluarga, Subodh Bandyopadhyay, 35, yang merawat Suman sejak ia masih bayi menganggap berat badan Suman sudah tak sesuai usianya yang baru enam tahun. Dia meminta kedua orangtua Suman bertindak tegas. “ Jika dia terus makan dengan cara yang ia lakukan saat ini, ia akan mati karena serangan jantung dalam waktu dekat. Ini sangat mengkhawatirkan. "
Tapi, tampaknya orangtua Suman hilang akal untuk mengontrol keinginan anak mereka. "Kami telah berbuat salah. Kami tak berdaya, "kata Beli Bibi.
• VIVAnews
0 comments:
Post a Comment