Anti Sinetron Indonesia


Inilah alasan kenapa kita harus berhenti nonton sinetron Indonesia :

  1. Ada adegan menampar pacar yang dikira selingkuh / istri yang selingkuh padahal cuma ketemu teman, terus menyewa orang untuk menyelidiki.
  2. Ada menangisnya (kayaknya hampir semua film ada deh), tapi di sinetron Indonesia hal ini paling mendominasi di setiap episode (biar masuk nominasi pemeran nangis terbaik versi FFI).
  3. Banyak sekali yang mengajarkan balas dendam (kayak film India saja).
  4. Serinya dibikin panjang- panjang takut kehabisan bahan, dengan alasan ratingnya naik (padahal ngebosenin).
  5. Biasanya cerita rebutan warisan atau warisannya jatuh pada anak/cucu yang sudah lama hilang, atau rebutan kekuasaan atau rebutan anak.
  6. Kalo adegannya masih sekolah hampir dipastikan ceritanya tentang rebutan pacar dan biasanya yang rebutan yang cewek dan tokoh yang disenangi si cowok anaknya miskin atau pas2an dan baru masuk atau pindahan dari sekolah lain (tapi anehnya bisa masuk sekolah elite), terus ada yang sudah merasa memiliki si cowok yaitu cewek yang kaya dan punya geng (biasanya anak kepala yayasan).
  7. Orang kaya selalu menjadi tokoh yang jahat (apa udah nggak ada orang baik yang kaya?).
  8. Kalo pinjam utang selalu pada orang yang sama sampai akhirnya rumahnya disita (gampang banget nyita rumah).
  9. Tokoh yang baik biasanya melarat dan bodoh. Gampang dibohongin dan paling sering tokoh baik hampir tidak pernah minta tolong pengacara dan kalah. Minta tolong polisi juga selalu gagal.
  10. Tapi giliran tokoh jahat minta bantuan polisi atau pengacara hampir dipastikan menang dan yang paling sering yaitu pengacara dengan gampangnya disuruh mengganti isi warisan dengan diberi imbalan uang banyak (hal ini yang merusak citra pengacara, tapi memang banyak sih, hehehehee), terus hartanya dikuasai dan seisi rumah diusir (adegan ini sudah katro banget).
  11. Tokoh yang baik biasanya lebih goblok dari tokoh yang jahat (tokoh yang jahat idenya selalu cemerlang meski masih anak kecil sekalipun).
  12. Bila kisahnya sedih pemeran utama yang baik selalu menderita bertubi-tubi biar dikira mengharukan.
  13. Dimulai dengan bangkrut karena ditipu (Emang seorang pengusaha yang sukses gampang percaya orang? Sama anak sendiri aja kadang nggak percaya apalagi orang lain.), terus dilanjutkan dengan jatuh sakit, mau berobat nggak punya duit (mantan direktur kok sebegitu amat nggak punya duit, koruptor aja yang masuk penjara duitnya masih banyak). Cari kerja susah biasanya jadi kuli pasar (emangnya nggak punya teman, saudara atau mungkin dia lahirnya nggak sama orang kali yee).
  14. Tidurnya di emperan toko, terus paginya diusir sama penjaganya. Biasanya mengalami kecelakaan terus menerus, kalau dipasangi jebakan selalu masuk.
  15. Habis itu ditolong oleh teman yang tidak tahu darimana datangnya.
  16. Dimanapun tokoh utamanya bersembunyi atau mengasingkan diri, selalu ditemukan oleh tokoh jahat (kayaknya wilayah Indonesia cuma sebesar perumahan kali ya?).
  17. Kebanyakan kalo ceritanya mau selesai, selalu ada saja halangan. Entah jadi lumpuh dan nggak bisa ngomong, tertabrak mobil terus koma, habis tertabrak mobil mau sembuh kemudian jatuh dari tangga atau kebetulan disandera oleh penculik atau naik bis ketiduran terus nyampai dimana nggak tahu dan nggak punya ongkos pulang.
  18. Dilanjutkan dengan kisah cari duit buat makan dan ongkos tapi kenalan dengan pemuda baik dan dilanjutkan dengan jatuh cinta (ceritanya semakin ngawur saja).
  19. Penyakit yang sering adalah kanker otak, TBC (biasanya kalau batuk batuk terus di tisunya ada darah) dan yang penyakit paling baru dan lagi ngetrend disinetron yaitu : akibat jatuh atau dengar berita jadi kaget atau kecelakaan terus jadi STROKE + LUMPUH nggak bisa ngomong dan nulis yang menyebabkan jalan cerita nggak jadi selesai (kenyataan sangat jarang terjadi, paling2 patah tulang).
  20. Nggak ada yang menceritakan keluarga yang harmonis (gara2 kebanyakan nonton sinetron).
  21. Bintangnya banyak menggunakan artis indo (maksudnya blasteran sama bule biar cakep padahal akting pas2an).
  22. Yang lebih nggak masuk akal lagi pemeran yang berwajah indo bisa menjadi tokoh gelandangan (emangnya pernah lihat anak indo yang jadi gelandangan atau pengemis atau melarat? nggak kreatif banget !!).
  23. Pemeran utama berwajah sangat cantik kadang jadi pembantu (mending dijadikan istri bos).
  24. Kalo berantem sesama laki2 sampai luka-luka nggak ngerasa sakit. Tapi giliran dipegang sama pacarnya teriak-teriak kesakitan (dunia emang aneh tapi rata2 film indonesia dari jaman dulu banget sudah begitu).
  25. Cerita anak orang kaya punya pacar orang miskin masih banyak. Biasanya ditentang oleh salah satu orangtuanya dan orang tua yang satu membela.
  26. Yang kaya juga wajahnya seperti orang kaya pada umumnya yang miskin juga miskin baik wajah, rumah maupun bajunya. Lihat aja Si Kipli yang jadi orang miskin, siapapun pasti juga mengira pasti Kipli miskin.
  27. Biasanya yg pemeran antagonisnya bacotnya lebih gede dari terompet (kayanya kalo uda bisa acting marah2 di tv uda paling bagus actingnya), jadi inget Meriam Bellina
  28. Pemeran yg baik selalu keliatan baik banget. Ga pernah marah biar diapain jg, selalu ngalah, hatinya suci banget. (MUNA banget, semut aja diinjek ngegigit) Naisylla Mirdad kali yee.
  29. Nggak ada cerita tentang orang miskin ketemu orang miskin, selalu aja orang miskin ketemu orang kaya terus orang kaya jatuh cinta ama orang miskin, setelah itu orang kaya jatuh miskin dan tidak lama kemudian baru ketahuan kalau orang yang miskin ternyata keluarga nya dulu kaya raya.
  30. Judul sinetronnya biasanya satu kata aja dan biasanya namanya sang tokoh utama, lalu soundtracknya diambil dari lagu yang lagi ngetrend. Gak percaya, lihat deh INTAN, CAHAYA, JELITA, MENTARI, CINDY, dll, bla.. bla.. bla..


1 comments:

Pemuda Pemburu Cinta said...

Kalau dilihat, Sinetron dapat banjiran order sejak mulai krisis ekonomi tahun 1998.
klo tahun sebelumnya saya sangat senang nonton acara tv swasta sebab sering mengambil acara opera sabun atau acara lucu lainnya.

sekarang acara seperti Opera Van Java aja sudah dibilang bagus, padahal kualitasnya sangat rendah baik itu tema maupun cara membuat banyolan.

pelawak Indonesia yang berkelas hanya 2 yang saya tahu yaitu Komeng dan Tukul.

Sinetron... sangat tidak ada yang bonafit, MURAHAN dan KAMPUNGAN.
saya heran sampai lewat jam 24.00, masih aja TV swasta yang memutarkan Sinetron.

saya sangat prihatin pada para pemasang Iklan... siapa yang mau nonton acara TV swasta, sebab orang - orang berduit sekarang lebih cendrung nonton TV satelit atau Cable.

itu karena kesalahan TV swasta yang terlalu memikirkan KEUNTUNGAN sehingga melupakan Kwalitas. coba kita lihat, tanpa tahu malu TV swasta sering memutar 1 film Box Office sampai 3 kali berturut-turut. sangat memalukan.

saya hanya PRIHATIN pada para pemasang Iklan.

Post a Comment

Popular Posts